ACARA I : PENAKSIRAN POTENSI PRODUKSI DAN PERKIRAAN BESARNYA ETAT
PENAKSIRAN POTENSI PRODUKSI DAN
PERKIRAAN BESARNYA ETAT
Latar Belakang
Perencanaan
pemanenan kayu merupakan penentuan tingkat produksi kayu yang lestari, baik
lestari sumberdaya hutannya maupun lestari pengusahaannya.Kayu yang dipungut
harus tidak melebihi produktivitas (riap hutan yang dipanen dan menjamin agar
pengusahaan hutan dapat lestari, dan perlu diupayakan agar jumlah kayu yang
dihasilkan minimal sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan perlu ditatapkan jumlah produksi kayu yang maksimal
dapat dihasilkan dengan mempertimbangkan kelestarian usahanya.
Kegiatan
penebangan merupakan suatu kegiatan untuk memanen pohon atau tegakan yang telah
memenuhi syarat untuk dipanen sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
khususnya yang menyangkut limit diameter pohon.Pemanenan yang dilakukan dapat
menjamin kelestarian fungsi produksi, perlu terlebih dahulu melakukan
perhitungan etat. Etat merupakan jatah tebangan tahunan (JPT) yang
diperkenankan dan disesuaikan dengan rotasi atau daur tebang yang telah
ditetapkan.
Etat juga
merupakan banyaknya hasil
hutan(kayu) yang diperbolehkan untuk ditebang dalam jangka waktu tertentu
dengan tetap menjaga kelestariannya.Etat meliputi etat luas dan etat volume.
Perhitungan etat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni luas efektif sisa areal
virgin forest dibagi sisa daur atau luas areal efektif untuk
produksi dibagi dengan lama daur tebang.Kegiatan ini dilaksanakan agar
memperoleh pemahaman mengenai perkembangan cara penetapan etat berdasarkan
struktur tegakannya.
Tinjauan Pustaka
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(PHPL) merupakan proses pengelolaan lahan hutan untuk mencapai tujuan produksi
tanpa mengurangi proses pembangunan berkelanjutan dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan baik fisik maupun sosial. Untuk mencapai tujuan Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (PHPL), maka persoalan sosial, ekonomi, dan ekologi harus
bergabung menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Persoalan ekologi
merupakan peroalan bagaimana dalam menjaga fungsi ekosistem alam itu sendiri,
persoalan ekonomi adalah bagaimana meningkatkan dan memelihara standar
kehidupan bagi manusia, serta persoalan sosial yaitu bagaimana dalam menjaga
proses sosial manusia(Hadi,dkk.2012).
Melalui suatu penataan dan
pengelolaan yang tepat, hutan pendidikan dapat memberikan hasil dan jasa
lingkungan dengan nilai yang cukup besar dalam rangka perwujudan nilai
tersebut, perlu adanya kesepahaman diantara para stake-holders bahwa hutan
pendidikan pada dasarnya harus ditata dan dikelola untuk tujuan memproduksi
hasil dan aneka jasa lingkungan. Hal ini merupakan prasyarat bagi pendayagunaan
potensi hutan pendidikan sebagai dasar dalam penyusunan model pengelolaan hutan
multifungsi (Malamassam, 2013).
Selama ini penentuan besarnya etat
menggunakan data yang diperoleh tidak setiap tahun karena kendala luasan
dan biaya yang besar serta waktu yang lama. Hal ini menghasilkan
perhitungan etat yang statis dan tidak sesuai dengan kondisi persediaan
tegakan aktual. Saat ini, teknologi penginderaan jauh sudah berkembang pesat.
Citra satelit dapat menghasilkan informasi mengenai perubahan lahan dari waktu
ke waktu secara lengkap, cepat, akurat, dan biaya yang relatif murah, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas interpretasi tegakan (standing
stock) aktual (Jaya,2015).
DAFTAR PUSTAKA
Hadi. 2012. Potensi Biomassa Dan Simpanan
Karbon Jenis-jenis Tanaman Berkayu Di Hutan Rakyat Desa
Nglanggeran,Gunungkiful, Daerah Istimewa Yoyakarta.Fakultas Kehutanan,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Jaya, I N. S. 2015. Penuntun Praktikum
Dasar-Dasar Penginderaan Jarak Jauh. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Malamassam, 2013. Peran Hutan Sebagai
Penyedia Jasa Lingkungan.Fakultas Kehutanan Ugm. Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan. Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar