LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR : PENJARANGAN
PENJARANGAN
Latar Belakang
Penjarangan merupakan tindakan pemeliharaan
mengatur ruang tumbuh dengan cara mengurangi kerapatan tegakan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas pohon. Penjarangan dilakukan agar
tercipta fase-fase pertumbuhan secara baik yang meliputi fase semai fase
pancang, sapihan, fase tiang, dan fase pohon.Tindakan penjarangan dilakukan
pada fase tiang dan pohon dengan menebang sebagian pohon dan mencapai produksi
kualitatif.
Tindakan pengurangan jumlah batang per satuan
luas ini untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dan meningkatkan kesehatan
pohon dalam tegakan.Jenis pohon yang cepat tumbuh dilakukan penjarangan pada
umur 3-4 tahun, jenis yang lambat tumbuh
dilakukan penjarangan pertama kali pada umur 5-10 tahun.Penjarangan memiliki enam metode pokok, penjarangan
rendah, penjarangan tajuk, penjarangann seleksi, penjarangan seleksi,
penjarangan mekanis, penjarangan bebas dan penjarangan jumlah batang.
Penjarangan
merupakan suatu upaya pemeliharaan yang dilakukan pada tegakan pohon dalam
suatu areal hutan dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan antara
kepentingan biologi dari pohon dan kepentingan ekonomi untuk memperoleh hasil
yang maksimal di kemudian hari. Metode penjarangan merupakan salah satu
pertimbangan dalam melakukan penjarangan. Penjarangan sangat berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas tegakan hutan alam dan cahaya sebagai faktor lain yang berpengaruh.Kegiatan
ini dilaksanakan agar menentukan areal hutan yang memerlukan penjarangan serta
menerapkan jenis penjarangan yang baik bagi areal hutan.
Tinjauan Pustaka
Penjarangan
hutan adalah suatu tindakan silvikultur terhadap tegakan hutan tanaman yang
bertujuan untuk memperoleh tegakan tinggal sehat, kualitas kayu yang baik pada
akhir daur, sehingga hasil/produksi penjarangan hutan bukan merupakan tujuan
utama tetapi merupakan hasil antara dari tindakan silvikultur. Tujuan dari
kegiatan penjarangan adalah memelihara pohon-pohon yang terbaik pada suatu
tegakan dengan memberi ruang tumbuh yang cukup bagi tegakan tinggal sehingga
pada akhir daur akan diperoleh tegakan hutan yang memiliki massa kayu yang
besar dan berkualitas tinggi. Untuk menghindari tumbuhnya tunas air dan
serangan hama/penyakit, pada tegakan muda dilakukan penjarangan dengan derajat
penjarangan lemah dengan frekuensi sesering mungkin (Hardiwinoto dkk.,2011).
Penjarangan merupakan tindakan
pemeliharaan mengatur ruang tumbuh
dengan cara mengurangi kerapatan tegakan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan kualitas pohon P.enjarangan merupakan tindakan pengurangan jumlah batang
per satuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka
mengurangi persaingan antar pohon dan meningkatkan kesehatan pohon dalamn
tegakan. Pada umumnya, untuk jenis pohon yang cepat tumbuh dilakukan
penjarangan pada umur 3-4 tahun, sedangkan pada jenis yang lambat tumbuh
dilakukan penjarangan pertama kali pada umur 5-10 tahun(Mawazin,2013)
Penjarangan dilakukan untuk berbagai
alasan, yakni a) untuk mengurangi jumlah pohon dalam suatu tegakan sehingga
memacu pertumbuhan riap diameter untuk mencapai ukuran pemanfaatan sesegera
mungkin; b) meningkatkan kesehatan tegakan dengan menyisakan tegakan yang
sehat, serta mengurangi kompetisi antar pohon; c) mengeluarkan pohon-pohon yang
memiliki bentuk dan performa yang jelek, sehingga semua riap masa depan
terkonsentrasi hanya pada pohon-pohon terbaik; dan d) menyediakan pengembalian
finansial antara, dari hasil penjarangan (Aswandi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Aswandi. 2007. MODEL SIMULASI PENJARANGAN HUTAN
TANAMAN EKALIPTUS. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol 4, hal
195-209.
Hardiwinoto,Suryo., Sukirno, Adrian dkk. 2011. Silvikultur. Fakultas Kehutanan.
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Mawazin dan Atok Subiakto. 2013. KEANEKARAGAMAN DAN
KOMPOSISI JENIS PERMUDAAN ALAM HUTAN RAWA GAMBUT BEKAS TEBANGAN DI RIAU. Jurnal
rehabilitasi hutan. Vol 1 hal 59-73.
Komentar
Posting Komentar