LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR : KOLEKSI BENIH/BIJI TANAMAN KEHUTANAN
KOLEKSI BENIH/BIJI TANAMAN KEHUTANAN
Latar Belakang
Hutan
memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan sebagai
sumberdaya alam yang dapat habis, tetapi dapat pula diperbaiki, dibangun atau
dibentuk.Membangun hutan diperlukan kemauan dan etos kerja sebagai modal untuk
membangun hutan yang berkualitas baik, dibutuhkan salah satu syarat kualitas
benih yang akan ditanam. Benih yang berkualitas atau bermutu baik ditentukan
kualitas pohon dimana benih/biji diambil atau dipanen.Benih Tanaman merupakan
jasad hidup yang berfungsi sebagai sarana untuk reproduksi tanaman, benih
merupakan hasil tanaman yang juga merupakan awal kehidupan yang sangat
menentukan kelangsungan generasi berikutnya.
Pohon
induk benih merupakan suatu individu
pohon yang memiliki syarat-syarat sebagai pohon penghasil benih. Koleksi benih
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mengseleksi benih
yang bermutu baik untuk tujuan tertentu. Mutu benih terdiri dari empat komponen :mutu fisik, mutu fisiologis,
mutu genetik, dan mutu kesehatan benih. Benih yang bermutu fisik tinggi
terlihat dari penampilan fisiknya yang bersih, cerah, bernas, dan berukuran
seragam. Mutu genetik ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan
tidak tercampur varietas lain
Penyimpanan
benih sangat penting,benih yang dikelola tidak dapat segera ditanam, atau
memang masih perlu waktu cukup lama untuk menggunakan benih hasil dari
lapangan. Penyimpanan benih sangat dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih itu, kondisi ruang simpan (seed
storage), vigor awal benih, kadar awal benih, kelembapan nisbi dan suhu ruang
simpan, serta serangga hama dan cendawan gudang, semuanya akan menentukan
kemampuan benih untuk bertahan hidup dalam penyimpanan.Kegiatan ini dilaksankan
agar dapat menentukan kualitas benih yang layak untuk disimpan dalam jangka waktu Panjang.
Tinjauan Pustaka
Mutu benih terdiri atas empat
komponen yaitu: mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu kesehatan
benih. Benih yang bermutu fisik tinggi terlihat dari penampilan fisiknya yang
bersih, cerah, bernas, dan berukuran seragam. Mutu fisiologis benih tercermin
dari nilai viabilitas (seperti daya berkecambah) dan nilai vigor (seperti
kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya simpan). Mutu genetik
ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan tidak tercampur varietas
lain( Rullyansyah, 2011). Aspek hama penyakit dan mikroorganisme yang dapat
terbawa pada komoditas pangan dan hasil pertanian menjadi persyaratan yang
sangat ketat dalam era perdagangan bebas (Ilyas,2012).
Menurut Sudirman (2012) mutu
fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
tumbuh dimana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi,
lingkungan tanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal
agar tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi. Mutu fisiologis
dan fisik yang tinggi dapat diperoleh dengan penanganan pra dan pascapanen yang
baik, meliputi : teknik bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit,
pengendalian gulma, waktu panen, cara panen, processing dan penyimpanan benih.
Penyimpanan benih bertujuan untuk
menjaga ketersediaan benih dalam menghadapi masa-masa sulit produksi benih dan
untuk mengawetkan cadangan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya.
Ketersediaan benih dari waktu ke waktu dapat dijaga dengan usaha penyimpanan
benih. Penyimpanan benih merupakan bagian penting dari usaha memproduksi benih
bermutu. Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan dapat
mempertahankan mutu benih dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan lama
penyimpanan (Astriani, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Astriani. 2010. Uji toksisitas beberapa gulma sebagai
pestisida nabati hama bubuk pada penyimpanan benih jagung. Jurnal Agrisains, 1(2): 59 – 65
Harahap,2010. Ilmu dan Teknologi Benih, Teori dan
Hasil-hasil Penelitian. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.
Sudirman, U. 2012. Pengaruh Pemberian Bahan Organik
Terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Gycine max L. Merril). Jurnal Berita
Biologi ,2 (3) : 401- 410.
Widajati.2012. Peningkatan Performasi Benih Kacangan
dengan Perlakuan Invigorasi. Perkebunan dan Lahan Tropika. Jurnal Teknologi
Perkebunan, 1(1): 13-18.
Komentar
Posting Komentar